Kamis, 14 November 2013
Mengenal Idahram, Abu Salafy, Marhadi Muhayyar
INI DIA,DAJJAL PENYUSUP YANG SELAMA INI MENIPU UMMAT,DIALAH TERORIS SESUNGGUHNYA !
------------------------------------------------------------
----------------------
((Membentengi ASWAJA dari Dajjal penyusup))
Masih segar di ingatan kita tentang buku2 Propaganda yang penuh adu domba.Buku-buku yang mengatasnamakan ASWAJA padahal penulisnya adalah seorang Syi'ah.
Dengan terbitnya buku-buku sesat yang dia tulis ini, kita Umat Islam Ahlussunnah mazhab Syafi'i di fitnah dan di adu domba dengan saudara-saudara kita kaum ASWAJA mazhab Hanbali,yang ia sebut dengan Fitnah "Wahabi".( Propaganda Adu Domba ala sekte Syiah )
Dialah "Abu Salafy",yang juga bersembunyi di balik nama "Syaikh Idahram",padahal nama aslinya adalah MARHADI MUHAYYAR.
Selasa, 05 November 2013
Wajibnya Taat Kepada Penguasa
Penjelasan tentang Ketaatan kepada penguasa merupakan salah satu dari ushul aqidah ahlussunnah wal jamaah ...
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (penguasa) di antara kalian.”
(QS. An-Nisa`: 59)
Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
“Wajib atas setiap muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa), baik pada sesuatu yang dia suka atau benci. Akan tetapi jika dia diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban baginya untuk mendengar dan taat.”
(QS. Al-Bukhari no. 7144 dan Muslim no. 1839)
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
وَمَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنْ اسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرُ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوا عُنُقَ الْآخَرِ
“Dan barangsiapa yang berbaiat kepada seorang pemimpin (penguasa) lalu bersalaman dengannya (sebagai tanda baiat) dan menyerahkan ketundukannya, maka hendaklah dia mematuhi pemimpin itu semampunya. Jika ada yang lain datang untuk mengganggu pemimpinya (memberontak), penggallah leher yang datang tersebut.”
(HR. Muslim no. 1844)
Penjelasan ringkas:
MUI Terbitkan Buku Kesesatan Syi'ah
MUI Pusat Terbitkan Buku tentang Kesesatan Syiah
Tanda
tanya besar masyarakat serta kesimpangsiuran berita, pernyataan dan
opini tokoh tentang Syiah akhirnya terjawab dengan terbitnya buku
Panduan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengenai aliran dan paham
Syiah pada september 2013, dengan judul buku “Mengenal dan Mewaspadai
Penyimpangan Syi’ah di indonesia.”
![]() |
Add caption |
Buku
ini disusun oleh Tim Penulis MUI Pusat yang terdiri dari DR. (HC) KH.
Ma’ruf Amin (Ketua MUI Pusat), Prof. Dr. Yunahar Ilyas (Wakil Ketua MUI
Pusat), Drs. H. Ichwan Sam (Sekjend MUI Pusat) dan Dr. Amirsyah (Wakil
Sekjend MUI Pusat) dengan pelaksana dari Tim Khusus Komisi Fatwa dan
Komisi Pengkajian MUI Pusat yang terdiri dari, Prof. Dr. Utang
Ranuwijaya, Dr. KH. Cholil Nafis, Fahmi Salim, MA., Drs. Muh. Ziyad,
MA., M. Buchori Muslim, Ridha Basalamah, Prof. Dr. H Hasanuddin AF, Dr.
H. Asrorun Ni’am Sholeh, MA., Dr. H. Maulana Hasanuddin dan Drs. H. Muh.
Faiz, MA.
Meskipun
belum berupa fatwa, namun buku ini merupakan keterangan resmi dari MUI
Pusat mengenai kesesatan Syi'ah sebagaimana dijelaskan oleh Tim Penulis
dalam kata pengantar, “Buku saku ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman
umat Islam Indonesia dalam mengenal dan mewaspadai penyimpangan Syi’ah,
sebagaimana yang terjadi di Indonesia, sebagai ‘Bayan’ resmi dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan tujuan agar umat Islam tidak
terpengaruh oleh faham Syi’ah dan dapat terhindar dari bahaya yang akan
mengganggu stabilitas dan keutuhan NKRI.” (hlm. 7-8)
Langganan:
Postingan (Atom)